Banjir Besar di Provinsi Guangdong Ribuan Warga Dievakuasi

Provinsi Guangdong, salah satu pusat ekonomi dan populasi terbesar slot gacor hari ini di Tiongkok, kembali dilanda bencana alam yang mengguncang warganya. Hujan lebat yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut sejak akhir Mei 2025 telah menyebabkan banjir besar di sejumlah kota di provinsi ini. Ribuan warga terpaksa dievakuasi dari rumah mereka akibat genangan air yang meluas dan melumpuhkan berbagai aktivitas. Bencana ini menjadi sorotan nasional dan internasional karena skala dampaknya yang besar serta tantangan logistik dalam penanganan evakuasi dan bantuan kemanusiaan.

Curah Hujan Ekstrem dan Luapan Sungai

Sungai-sungai utama seperti Sungai Beijiang dan Sungai Xijiang meluap dan membanjiri pemukiman, jalan raya, serta fasilitas umum.

Departemen Meteorologi Tiongkok mengeluarkan peringatan merah, level tertinggi dalam sistem peringatan cuaca negara tersebut, menandakan adanya potensi bencana hidrometeorologi yang sangat serius. Pemerintah lokal pun segera mengaktifkan sistem tanggap darurat level II, termasuk pengerahan personel militer dan relawan untuk membantu evakuasi dan distribusi bantuan.

Evakuasi Massal dan Tantangan di Lapangan

Lebih dari 75.000 warga telah dievakuasi dari wilayah rawan banjir di berbagai kota dan pedesaan. Banyak di antara mereka adalah lansia dan anak-anak yang kesulitan mengakses transportasi. Pemerintah membuka lebih dari 300 pos pengungsian sementara, mulai dari sekolah, balai desa, hingga stadion olahraga, untuk menampung warga yang terdampak.

Evakuasi menjadi semakin sulit karena banyak ruas jalan tertutup air atau tertimbun longsoran tanah. Di beberapa daerah pedalaman, akses darat terputus total sehingga bantuan harus dikirim menggunakan helikopter. Tim SAR bekerja siang malam mengevakuasi warga yang masih terjebak, termasuk di atap rumah dan dalam kendaraan yang terendam air.

Dampak Ekonomi dan Infrastruktur

Selain korban jiwa dan pengungsian massal, banjir ini juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Laporan awal menyebutkan bahwa lebih dari 12.000 hektare lahan pertanian rusak total, termasuk ladang padi dan tanaman hortikultura. Sejumlah pabrik di zona industri Guangzhou dan Dongguan juga terpaksa menghentikan operasi akibat gangguan logistik dan kerusakan alat produksi.

Jaringan listrik, air bersih, dan internet di sejumlah wilayah terdampak sempat lumpuh total. Hingga kini, tim teknis masih bekerja untuk memulihkan infrastruktur dasar tersebut. Pemerintah daerah menyatakan bahwa proses pemulihan bisa memakan waktu berminggu-minggu, tergantung pada kondisi cuaca ke depan.

Respons Pemerintah dan Dukungan Internasional

Pemerintah pusat Tiongkok mengerahkan lebih dari 5.000 personel militer dan polisi bersenjata untuk membantu operasi evakuasi dan bantuan. Perdana Menteri Li Qiang dalam konferensi pers menyatakan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama, dan meminta seluruh jajaran pemerintahan provinsi untuk bekerja cepat dan efisien.

Bantuan logistik berupa makanan instan, tenda, pakaian hangat, dan obat-obatan mulai berdatangan dari berbagai provinsi tetangga. Selain itu, beberapa negara sahabat, termasuk Jepang dan Korea Selatan, menyampaikan simpati dan menawarkan bantuan kemanusiaan, termasuk pengiriman tim SAR dan paket bantuan medis.

By admin